gasgusindonesia.org, Probolinggo – Anggota Komisi X DPR RI, Muhammad Hilman Mufidi atau akrab disapa Gus Hilman, mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Probolinggo agar naik kelas melalui penguatan manajemen berbasis riset.
Dorongan tersebut diwujudkan melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Bisnis Berbasis Riset yang digelar pada Kamis, 17 Juli 2025 di Cafe Alino, Kota Kraksaan. Dalam kegiatan ini, Gus Hilman menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memberikan materi langsung kepada para pelaku UMKM.
Tak main-main, Bimtek menghadirkan Analis Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada BRIN, Indra Rusyadi Adiwijaya. Ia merupakan pejabat yang memiliki tugas untuk memasyarakatkan hasil riset dan inovasi dari badan yang membidangi penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, termasuk juga teknologi ketenaganukliran dan keantariksaan.
“Dengan Bimtek bersama BRIN ini, UMKM yang mikro diharap naik kelas jadi kecil, kemudian jadi menengah,” ujar Gus Hilman, politisi dari Fraksi PKB yang mewakili Daerah Pemilihan Pasuruan-Probolinggo.
Gus Hilman menyebut bahwa sekitar 90 persen pelaku UMKM di Indonesia berada pada kategori usaha mikro, yang merupakan kelas paling sederhana dalam struktur ekonomi nasional.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, penggolongan UMKM didasarkan pada besaran kekayaan bersih dan omzet tahunan. Usaha mikro memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 50 juta dengan omzet tahunan paling banyak Rp 300 juta. Usaha kecil memiliki kekayaan bersih antara Rp 50 juta hingga Rp 500 juta dengan omzet antara Rp 300 juta sampai Rp 2,5 miliar. Sementara usaha menengah memiliki kekayaan bersih antara Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar, dengan omzet tahunan Rp 2,5 miliar sampai Rp 50 miliar.
Data dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo mencatat jumlah usaha mikro mencapai 43.015 unit. Sementara usaha kecil berjumlah 648 unit, dan usaha menengah hanya 61 unit.
Kecamatan Kraksaan menjadi wilayah dengan jumlah usaha mikro terbanyak, yakni 3.844 unit, disusul Maron dengan 3.548 unit, dan Paiton sebanyak 3.464 unit. Untuk usaha kecil, Kraksaan kembali menduduki posisi teratas dengan 85 unit, diikuti oleh Paiton (80 unit) dan Dringu (68 unit). Sementara usaha menengah paling banyak berada di Kraksaan (13 unit), lalu Paiton dan Gending masing-masing 8 unit, serta Tongas sebanyak 4 unit.
Lewat pelibatan BRIN dalam kegiatan bimbingan teknis ini, Gus Hilman berharap akan terjadi transformasi signifikan pada struktur UMKM di Probolinggo, dari sekadar usaha bertahan hidup menjadi pelaku ekonomi yang inovatif dan berdaya saing.