Gus Hilman Apresiasi Halaqoh Kyai Nusantara: PKB Terbuka, Pesantren Tetap Jadi Akar

Gus Hilman Apresiasi Halaqoh Kyai Nusantara: PKB Terbuka, Pesantren Tetap Jadi Akar

Gus Hilman Apresiasi Halaqoh Kyai Nusantara: PKB Terbuka, Pesantren Tetap Jadi Akar

gasgusindonesia.org, Pasuruan — Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, Muhammad Hilman Mufidi, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan Halaqoh Kyai dan Alim Ulama Nusantara di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini, Pasuruan, Selasa, 15 Juli 2025. Menurutnya, forum yang dihadiri para kiai dan tokoh pesantren ini menjadi bukti nyata bahwa PKB tetap berpijak pada akarnya: pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU), sembari menunjukkan keterbukaan sebagai partai modern.


“Kegiatan ini penting, karena mengingatkan bahwa PKB memang lahir dari rahim pesantren dan NU. Sekaligus ingin kita tunjukkan juga bahwa PKB tetap partai terbuka bagi siapa pun, tapi tidak pernah meninggalkan akar perjuangan kita,” kata politisi muda yang akrab disapa Gus Hilman itu kepada wartawan di sela acara.


Halaqoh bertajuk Pesantren sebagai Simpul Pengentasan Kemiskinan, Pemberdayaan, dan Kemandirian Masyarakat itu turut dihadiri Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, yang juga Ketua Umum PKB. Dalam sambutannya, Muhaimin akrab disapa Cak Imin menekankan peran historis pesantren dalam memberi pendidikan inklusif bagi masyarakat kecil dan memutus rantai kemiskinan.


Gus Hilman menilai tema halaqoh ini relevan dengan tantangan zaman. Ia menegaskan, pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tapi juga harus difasilitasi menjadi motor pemberdayaan ekonomi, sosial, dan bahkan kesehatan masyarakat, sebagaimana gagasan Cak Imin soal keterlibatan pesantren dalam program percepatan penanganan gizi.


“Kita tidak ingin pesantren hanya dilihat sebagai lembaga pendidikan tradisional. Justru dari pesantrenlah lahir inovasi-inovasi sosial untuk masyarakat. Itu yang saya lihat sangat ditekankan dalam halaqoh ini,” ujarnya.


Ia juga menyebut bahwa kehadiran Cak Imin bersama para kiai besar NU menunjukkan komitmen PKB menjaga relasi yang kuat dengan basis kulturalnya. “Kami di PKB selalu belajar dari pesantren. Terbuka terhadap siapa saja, tetapi nilai-nilai perjuangan pesantren dan NU tetap jadi pijakan politik kami,” kata Gus Hilman.


Menurut dia, pemerintah dan partai politik harus lebih serius memperkuat pesantren, baik melalui kebijakan standarisasi kurikulum, peningkatan kualitas guru, hingga program-program pemberdayaan ekonomi santri. “Kalau pemerintah hadir dengan sungguh-sungguh, pesantren bisa jadi kekuatan besar bukan hanya bagi umat Islam, tapi untuk bangsa ini secara keseluruhan,” tutupnya.